Anda mengalami sesak napas yang disertai batuk? Bisa jadi anda tengah menderita TBC. Penyakit menular ini memang masih menjadi perhatian dunia, melihat banyaknya penderita penyakit berbahaya ini. Apalagi, di Indonesia tuberculosis merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi.
Tuberculosis alias tuberculosis yang lebih dikenal di masyarakat dengan singkatan TBC, adalah salah satu penyakit infeksi akibat serangan dari bakteri. Biasanya, bakteri mycobacterium tuberculosis yang menyebabkannya, menyerang organ dalam yang berfungsi sebagai alat pernapasan, yaitu paru-paru. Bakteri ini merupakan bakteri basil cukup kuat, sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk memberantasnya.
Gejala
Cara paling mudah untuk mengetahui gejalanya adalah, jika berkeringat di malam hari tanpa ada penyebab jelas. Kemudian, batuk-batuk tak kunjung henti, dan terkadang dahaknya bercampur dengan darah. Bernafas pun begitu menyiksa karena dada terasa sangat sesak. Tubuh pun dilanda demam yang tak kunjung turun dalam jangka waktu yang lama, bisa mencapai satu bulan. Setelah itu, nafsu makan berkurang yang berdampak pada penurunan berat badan drastic. Namun, tetap dibutuhkan diagnose dokter untuk memastikan TBC sedang menggerogoti kesehatan anda.
Cara penularan
Ada beberapa hal yang memungkinkan anda tertular penyakit ini, yang paling sering terjadi adalah menghirup bakteri dari ludah orang lain yang menderita penyakit ini. Atau, ada kontak dengan bakteri pengantar penyakit ini di dalam ludah. Bakteri masih mampu hidup selama beberapa jam di bawah sinar matahari.
Pengobatan
Saat ini, di setiap puskesmas dan rumah sakit, telah menyediakan pengobatan medis untuk menyembuhkan penyakit ini. Ada dua jenis obat yang harus diminum oleh penderitanya, yaitu :
- TBC Primer : isoniazid, etambutol, rifampisin, pirazinamyd, dan streptomisin.
- Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Namun, pada dasarnya untuk menyembuhkan TBC, pada tahap-tahap awal pengobatan, ada tiga jenis obat yang mutlak harus diminum, yaitu, isoniazid (IHN), rifampisin, dan pirazinamid. Ketiga obat ini harus diminum secara terus menurus dan disiplin, selama enam bulan. Banyaknya kegagalan pertama adalah karena penderita sering berhenti berobat atau meminum obat pada bulan ke-tiga, karena gejala dan keadaan tubuh si penderita menunjukkan perbaikkan pesat, seolah kembali sehat. Padahal, bakteri di dalam tubuh, belum sepenuhnya mati. Inilah yang membuat pengobatan bisa memakan waktu hingga 2 tahun karena ketidakdisiplinan. Padahal, normalnya, TBC dapat hilang sepenuhnya hanya dalam waktu 6 bulan dengan pengobatan yang disiplin.
Namun, sebaik-baiknya pengobatan, tetap tindakan preventif adalah hal terbaik yang paling mungkin menjauhkan kita dari resiko tertular. Dan ada beberapa langkah pencegahan, yaitu :
Olah raga
Ini adalah cara paling sederhana dan termudah untuk terhindar dari resiko berbahaya tertular penyakit, termasuk tuberculosis. Olahraga tentunya menambah daya tahan tubuh, sehingga system imun tubuh dapat bekerja lebih baik saat ada virus bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Dengan demikian, meskipun bakteri tuberculosis berhasil masuk, tetapi system pertahanan tubuh akan mampu memusnahkannya.
Vaksin BCG
Imunisasi atau vaksin BCG sebaiknya diberikan kepada bayi usia 3 sampai 14 bulan, guna mengurangi resiko tertular sejak usia dini. Vaksin ini mampu memberi kekebalan terhadap TBC selama 15 tahun, namun itu pun tergantung pada kondisi geografis tempat kita tinggal.
Menjaga kebersihan
Ini mutlak harus dilakukan. Karena, penyakit ini berhubungan dengan bakteri, maka semakin sering kita mencucu tangan, maka semakin kecil kemungkinan anda terserang penyakit.
Sumber gambar: http://agenacemaxsjakarta.files.wordpress.com/2013/02/obat-tbc.jpg