Tuberkulosa paru adalah penyakit paru menular yang dapat menyerang siapapun. Di Indonesia dari setiap 1.000 penduduk 3-6 orang menderita TB paru. Kematian karena TB paru menduduki urutan keempat dari sebab kematian di Indonesia. TB paru disebabkan oleh kuman (basil) TB Mycobacterium tuberkulosa. Kuman ini sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan alat pembesar. TB paru bukan penyakit keturunan.
Gejala-gejala penyakit TB paru tidak khas, apalagi pada anak-anak. Akan tetapi, kalau ada orang dengan gejala-gejala berikut ini, yang bersangkutan bisa diduga menderita TB paru.
- Batuk berdahak lebih dari 4 minggu
- Pernah batuk darah
- Demam selama lebih dari 4 minggu
- Keringat malam tanpa penyebab yang jelas
- Tidak ada nafsu makan terus menerus disertai penurunan berat badan
Apabila terdapat gejala-gejala tersebut pada diri kita atau keluarga, bawalah secepat mungkin ke puskesmas, rumah sakit atau dokter terdekat untuk memastikan apakah yang bersangkutan benar-benar terserang penyakit TB paru.
Bagaimana penularannya ?
- Langsung
Kuman-kuman yang berasal dari percikan ludah atau cairan hidung penderita berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu mereka berbicara berhadap-hadapan, berciuman atau bersin. Kuman-kuman TB yang berasal dari percikan ludah atau cairan hidung penderita bersama udara terhisap oleh orang lain.
- Tidak langsung
Bila penderita TB paru meludah di tempat yang lembab kemudian ludah yang mengandung kuman TB itu mongering diterbangkan angin lalu terhisap orang lain.
Bagaimana mencegah penularannya ?
Untuk menghindari penularan seorang penderita TB paru hendaknya :
- Menutup mulut pada waktu bersin atau batuk
- Tidur terpisah dari keluarga
- Mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang tidur. Menjemur alat-alat tidur sesering mungkin terutama waktu pagi hari, karena kuman TB mati oleh zat-zat tersebut.
- Tidak meludah di sembarang tempat. Meludah di tempolong yang sudah diisi sabun, karbol atau lisol, karena kuman TB mati oleh zat-zat tersebut.
TB paru dapat disembuhka dengan berobat secara tekun dan teratur 6 bulan atau 12 bulan, sesuai petunjuk puskesmas/rumah sakit/dokter. Jika penerita tidak berobat secara teratur maka kuman-kuman pada tubuhnya akan kebal terhadap obat, sehingga menyulitkan pengobatan. Atau dapat pula dilakukan pencegahan seperti imunisasi BCG, yang diberikan satu kali saja pada bayi berumur di antara 3-14 bulan dan meningkatkan daya tahan tubuh antara lain dengan makan makanan bergizi.
Like this:
Like Loading...
Related