Penyakit TBC di Indonesia menjadi masalah serius karena penularannya sangat mudah. Temuan kasus baru dan akses terhadap pengobatan menjadi hal terpenting supaya penanganan Penyakit TBC berhasil. Satu seperempat abadn atau 125 tahun sudah bakerti tuberkulosis (TBC) ditemuakn. Upaya mengenyahkan penyakit ini terus dilakukan, baik dalam skala global maupun lokal. Namun, semakin keras usaha melawan TBC semakin pintar juga bakteri TBC berkelit. Akibatnya, pengobatan penyakit ini menemui banyak jalan buntu. Laih-laih lenyap, justr bakteri semakin resisten dan multi resisten.
Penyakit TBC
Penyakit TBC
Organisasi Kesehatan Dunia WHO menggolongkan penyakit TBC sebagai penyakit endemik yang sulit dihilangkan. Riset WHO tahun lalu menunjukkan hampir sepertiga penduduk dunia mengidap TBC. Setiap tahun, lebih dari 1,7 juta orang meningga. Laju penyebaran penyakit ini sulit dibendung lantaran TBC mudah sekali menular.
Dalam persepektif Indonesia, TBC juga menjadi masalah serius. Indonesia merupakan negara kelima sebagai negara yang paling banyak pengidap TBC. Indonesia hanya kalah dari Swaziland, Kamboja, Zambia dan Djibouti. Jumalh pengidap TBC saat ini 321 per 100 ribu penduduk.
Pengobatan TBC di Indonesia terbilang sulit, karena kita masih tertidur, terlelap dalam mimpi panjang. Banyak pengidap penyakit TBC yang seharusnya sembuh, karena terkendala masalah biaya, penyakit itu kambuh kembali. Apalagi, kesadaran berobat juga masih rendah. Padahal TBC dapat disembuhkan. Karena itu, dibutuhkan kerjasama semua pihak dalam menanggulangi TBC.
Saat ini baru 50% penderita tuberkulosis di Indonesia yang berhasil disembuhkan. Untuk mempercepat penanganan TBC, tahun ini pemerintah akan melakukan temuan ini pemerintah akan melakukan temuan kasus baru secara aktif, ujar Menteri Kesehatan, DR. Dr. Siti Fadillah Supari, SpJP(K) dalam peringatan hari TBC sedunia 24 Maret Lalu. Pencapaian Indonesia sebenarnya sudah mencapai target global. Angka temuan kasus (case detection rate/CDR) di Indonesia 74% dan angka kesembuhan sukses (success rate/SR) 89%. Adapun target global adalah CDR 70% dan SR 85%.
Angka CDR, kata Menkes, harus ditingkatkan. Caranya, tenaga kesehatan tidak lagi menunggu di puskesmas, tapi aktif menemukan kasus TBC di masyarakat. Langkah penemuan kasus baru TBC, diantaranya menggunakan deteksi TBC yang lebih sensitif dan spesifik. Deteksi lama yang digunakan sejak seabad lalu, yaitu dengan melihat adnaya basil tahan asam atau BTA+dalam dahak penderita, dianggap telah kadarluasa.
Dalam perspektif global, saat ini sedang dicari cara diagnosis baru yanglebih efektif. Sejauh ini belum ada cara deteksi yang sensitif dan spesiik yang bisa diterapkan bagi masyarkat luas. Kasus TBC di Indonesia menjadi momok mengingat penularan penyakit ini sangat mudah. Survei nasional yang dilakukan pada tahun 2004 menunjukkan setiap dua setengah menit, akan muncul satu pengidap TBC baru.
Bukan cuma penularan, tingkat kematian akibat TBC di Indonesia juga terbilang tinggi. Kertas kerja WHO tahun 2000 sangat mengejutkan, disitu tercatat, setiap 4 menit sekali, satu orang Indonesia meninggal karena TBC.
Gejala Penyakit TBC
Gejala yang paling utama pada seseorang yang menderita penyakit TBC adalah
- Selama 3 minggu biasanya mereka akan mengalami batuk berdahak yang terjadi secara terus menerus
- Berkeringat di malam hari namun diakibatkan karena hal yang tidak jelas
- Melemahnya badan
- Dahak yang disertai dengan darah dan juga pada penderita batuk darah
- Rasa sakit di dada dan mengalami sesak nafas
- Demam yang terjadi kurang lebih selama sebulan atau juga bahkan lebih.
- Nafsu makan yang menurun dan akan membuat berat badan juga menurun.
Namun gejala penyakit tbc yang paling mudah dilihat adalah keringat yang keluar di malam hari yang diakibatkan karena suatu hal yang kurang jelas serta karena mengalami beberapa gejala utama tbc yang khas seperti diatas. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini maka penderita harus segera melakukan pemeriksaan langsung ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya. Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami penyakit tbc atau tidak maka dilakukanlah suatu penelitan dengan memeriksakan dahak penderita lewat mikroskopis dan juga lewat rontgent.
Penyakit TBC paru biasanya akan menular lewat udara yang sudah mengalami pencemaran dengan bakteri Micobacterium tuberkulosa yang dilepaskan saat penderita TBC sedang batuk, sedangkan pada anak-anak biasanya sumber infeksi yang terjadi adalah berasal dari penderita penyakit TBC orang dewasa. Bakteri ini jika sering masuk dan terakumulasi di dalam paru-paru maka akan menyebabkan terjadinya perkembangbiakan menjadi lebih banyak dan paling utama akan terjadi pada mereka yang mempunyai sistem pertahanan tubuh yang rendah. Untuk bisa menular maka penyakit tbc ini akan menyebar lewat pembuluh darah atau juga lewat kelenjar getah bening. Oleh karena itulah infeksi dari penyakit TBC ini bisa menginfeksi hampir semua bagian tubuh bukan hanya bagian paru saja, namun bisa menginfeksi sekitar organ otak, usus, ginjal, dan saluran pencernaan, kelenjar getah bening serta yang lain. Namun yang paling umum biasanya adalah menyerang daerah paru-paru.
Penegakkan diagnosis dari penyakit tbc adalah adalah dengan melakukan tes dibawah ini :
- Anamnesa baik yang terjadi pada pasien atau juga kelurganya.
- Pemeriksaan fisik pasien
- Pemeriksaan laboratorium misalnya adalah darah, dahak, dan juga cairan otak
- Pemeriksaan patologi anatomi atau PA
- Rontgen dada atau tjhorax photo
- Dan uji tuberkulin.
Penyakit TBC
http://penyakittbc.org/penyakit-tbc/