TB Paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat. Penyakit TB Paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini ditularkan melalui udara, yaitu percikan ludah, bersin, dan batuk. Penyakit TB paru biasanya menyerang paru, akan tetapi dapat pula menyerang organ tubuh lain. TB paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit TB paru banyak menyerang kelompok usia produktif.
Gejala penyakit pada penderita TB paru dapat dibagi menjadi gejala lokal di paru dan gejala pada seluruh tubuh secara umum. Gejala di paru tergantung pada banyaknya jaringan paru yang sudah rusak karena gejala penyakit TB paru ini berkaitan bagaimana bentuk kerusakan paru yang ada. Gejala paru seseorang yang dicurigai menderita TB paru dapat berupa: batuk lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, sakit di dada selama lebih dari 3 minggu, demam selama lebih dari 3 minggu. Semua gejala tersebut diatas mungkin disebabkan penyakit lain, tetapi bila terdapat tanda-tanda yang manapun diatas, dahak perlu dilakukan pemeriksaan.
Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam menentukan terjadinya proses interaksi antara pejamu dengan unsur penyebab dalam proses terjadinya penyakit. Lingkungan adalah segala sesuatu baik fisik, biologis, maupun sosial yang berada di sekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Missal;nya saja pada lingkungan rumah,. adalah segala sesuatu yang berada di dalam rumah. Lingkungan rumah terdiri dari lingkungan fisisk yaitu ventilasi, suhu, kelembaban, lantai, dinding serta lingkungan sosial yaitu kepadatan penghuni. Lingkungan rumah menurut WHO adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung. Lingkungan dari struktur tersebut juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu. Lingkungan rumah yang sehat dapat diartikan sebagai lingkungan yang dapat memberikan tempat untuk berlindung atau bernaung dan tempat untuk bersitirahat serta dapat menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, psikologis maupun sosial.
Pada umunya, lingkungan rumah yang buruk (tidak memenuhi syarat kesehatan) akan berpengaruh pada penyebaran penyakit menular termasuk penyakit TB paru. Pada lingkungan fisik, kelembaban rumah dan kepadatan penghuni rumah memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian TB paru. Hal tersebut dapat dipahami karena kelembaban rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan berbagai mirkoorganisme seperti bakteri, sporoket, ricketsia, virus dan mikroorganisme yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara dan dapat menyebabkan terjadinya infeksi pernafasan pada penghuninya.
Kuman tuberkulosis dapat hidup baik pada lingkungan yang lembab. Selain itu karena air membentuk lebih dari 80% volume sel bakteri dan merupakan hal yang essensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri, maka kuman TB dapat bertahan hidup pada tempat sejuk, lembab dan gelap tanpa sinar matahari sampai bertahun-tahun lamanya.
Penyakit TB paru ditularkan dari orang yang menderita tuberculosis ke orang sehat. Oleh karena itu, kepadatan penghuni yang berlebihan (overcrowded) sangat berhubungan dengan penularan infeksi TB paru. Kuman TB menular melalui droplet nuclei yang dibatukkan atau dibersinkan oleh seorang penderita kepada orang lain, dan dapat menularkan pada 10-15 orang disekitarnya. Luas ventilasi rumah dan pencahayaan rumah. Rumah yang memiliki luas ventilasi dan pencahayaan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan memiliki risiko tinggi untuk terjadinya TB paru dibandingkan rumah yang memiliki luas ventilasi dan pencahayaan yang memenuhi syarat kesehatan.
Hal tersebut dapat dipahami, karena ventilasi memiliki berbagai fungsi, diantaranya adalah untuk membebaskan ruangan rumah dari bakteri-bakteri patogen, terutama kuman tuberkulosis. Kuman TB yang ditularkan melalui droplet nuclei, dapat melayang di udara karena memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu sekitar 50 mikron. Apaila ventilasi rumah memenuhi syarat kesehatan, maka kuman TB dapat terbawa ke luar ruangan rumah, tetapi apabila ventilasinya buruk makan kuman TB akan tetap ada di dalam rumah. Selain itu ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan terhalangnya sinar matahari masuk ke dalam rumah, padahal kuman TB hanya dapat terbunuh oleh sinar matahari alamiah secara langsung. Untuk memperolah cahaya matahari yang cukup pada pagi dan siang hari, diperlukan luas ventilasi dan jendela yang memenuhi syarat kesehatan.
Referensi:
- Lumban, Tonny. 2009. Pengaruh Perilaku Penderita TB Paru dan Kondisi Rumah Terhadap Pencegahan Potensi Penularan TB Paru. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara: Medan.
- Lismarni. Pengaruh lingkungan fisik rumah terhadap tersangka penderita TBC Paru di Indonesia Tahun 2004 (analisis lanjut data Susenas 2004). Deskripsi Dokumen: http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=107047
- Ruswanto, Bambang. 2010. Analiasis Spasial sebaran kasus tuberkulosis paru ditinjau dari faktor lingkungan fisik dalam dan luar rumah, xvi, 165 halaman. Semarang.
- http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=57
Like this:
Like Loading...
Related