Penyakit TB Paru. Tuberkulosis paru yang sering disingkat TB Para adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mikobakterium Tuberkulosis yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis pada jaringan dan sering terkena jaringan paru (Faisal Yunus, 1992).
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan basil Mikobakterium Tuberkulosis yang menyerang saluran pernafasan bagian bawah (Soeparman, 1994).
Penyakit TB Paru
Batuk darah adalah keluarnya darah dari saluran nafas akibat pecahnya pembuluh darah pada dinding kavitas (Alsagaff, H. 1995). Batuk darah atau hemoptisis adalah ekspektorasi darah atau mukus yang berdarah dan haruslah berasal dari saluran nafas bagian bawah (dari glottis ke bawah) bukan berasal dari saluran nafas bagian atas atau saluran pencernaan (Arif, N. 1992).
Ketika seorang penderita TB Paru batuk, bersin dan berbicara maka tanpa sengaja keluarlah droplet nukleus dan jatuh ke tanah atau lantai dan sebagainya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu yang panas, droplet nukleus tadi menguap, maka kuman ini terhisap oleh orang dan orang tersebut berpotensi terkena infeksi kuman TB paru. Karena penularan kuman ini lewat udara disebut airborn Infection. Kuman yang terhisap akan melewati pertahanan mukosilier saluran nafas dan masuk sampai alveoli. Pada titik lokasi dimana terjadi implantasi kuman, kuman tuberkulosis dan okus ini disebut fokus primer atau lesi primer. Reaksi juga terjadi pada jaringan limfe regional, yang bersama fokus primer disebut primer kompleks. Dalam waktu 3-6 minggu host yang baru kena infeksi akan menjadi sensitif terhadap protein yang dibuat kuman tuberkulosisi dan bereaksi positif terhadap tes tuberkulin.
Berpangkal dari primer kompleks, infeksi dapat menyebar keseluruh tubuh melalui berbagai jalan, yaitu :
1. Percabangan bronkus.
Penyebaran infeksi lewat percabangan bronkus dan mengenai area paru atau via sputum menyebar ke laring (meyebabkan ulserasi laring) maupun traktus gastrointestinalis.
2. Sistem saluran limfe
Penyebaran lewat saluran limfe menyebabkan regional limfodenopati atau akhirnya secara tidak langsung mengakibatkan penyebaran lewat darah melalui duktus limfatikus menimbulkan miliar tuberkulosis.
3. Aliran darah
Aliran vena pulmonalis yang melewati lesi paru dapat membawa atau mengangkut material yang mengandung kuman tuberkulosis dan kuman ini dapat mencapai berbagai organ melalui aliran darah yaitu tulang, ginjal kelenjar adrenal, otak dan meningen.
4. Reaktifitas infeksi primer
Karena pertahanan tubuh yang kuat maka infeksi primer tidak berkembang lebih jauh dan kuman tuberkulosis tak dapat berkembang biak atau disebut dormant atau tidur. Ketika suatu saat kondidi tubuh melemah misal akibat sakit lama/keras atau memakai obat yang melemahkan daya tahan tubuh terlalu lama, maka kuman tuberkulosis yang tidur dapat aktif kembali. Inilah yang disebut reaktifasi infeksi primer atau infeksi post primer, yang dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi primer teratasi. Namun infeksi post primer dpat diakibatkan pula oleh kuman tuberkulosis yang baru masuk tubuh (infeksi baru), bukan kuman dormant (tidur) yang aktif kembali. Biasanya organ paru adalah tempat timbulnya post primer infection terutama daerah apek paru (Zain. H, 2001).
(http://www.onlinesyariah.com/2012/11/penyakit-tb-paru.html)