1.1 LatarBelakang Masalah
Tuberculosis(TB) adalah penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapatjuga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suddarth,2003). Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yangdisebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, suatu basil tahan asamyang ditularkan melalui udara (Asih, 2004). Penyakit ini ditandai denganpembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Komplikasi. Penyakit TBparu bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti:pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis dan TB usus.
Tuberkulosisparu adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran pernafasan yangdisebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis, (Smeltzer, 2002). Klasifikasi tuberculosis diIndonesia yang banyak dipakai berdasarkan kelainan klinis, radiologist danmikrobiologis :
1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberkulosis paru
3. Tuberkulosis paru tersangka.
Tuberkulosis tersangka yang terbagi dalam :
a. TB paru tersangka yang diobati (sputumBTA negatif, tapi tanda-tanda lain positif)
b. TB paru tersangka yang tidak diobati(sputum BTA negatif dan tanda tanda lain meragukan) (Suyono, 2001)
Penderitatuberkulosis di kawasan Asia terus bertambah. Sejauh ini, Asia termasuk kawasandengan penyebaran tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia. Setiap 30 detik, adasatu pasien di Asia meninggal dunia akibat penyakit ini. Sebelas dari 22 negaradengan angka kasus TB tertinggi berada di Asia, di antaranya Banglades, China,India, Indonesia, dan Pakistan. Empat dari lima penderita TBdi Asia termasuk kelompok usia produktif (Kompas, 2007). Di Indonesia, angkakematian akibat TB mencapai 140.000 orang per tahun atau 8 persen dari korbanmeninggal di seluruh dunia. Setiap tahun, terdapat lebih dari 500.000 kasusbaru TB, dan 75 persen penderita termasuk kelompok usia produktif. Jumlahpenderita TB di Indonesia merupakan ketiga terbesar di dunia setelah India danChina.
Mengingatakan bahaya TB paru dan pentingnya memberikan pelayanan pada masyarakat, terutama untuk mendeteksidini, memberikan terapi yang tepat serta pencegahan dan penanganan TB. Oleh karenaitu, kami tertarik untuk membahas menegenai TB dalam makalah ini yang nantinyasemoga dapat bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan penulis sendiri khususnya.
1. ApaDefinisi TB Paru?
2. Mengapaseseorang bisa sampai terkena penyakit TB?
3. Bagaimanatanda dan gejala penyakit TB?
4. Bagaimana pengobatan pada pasien TB?
1. Untukmenjelaskan Definisi TB Paru
2. Untukmenjelaskan penyebab penyakit TB Paru, tanda dan gejala serta patofisiologinyadalam tubuh.
3. Untukmenjelaskan cara pengobatan TBC
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yangdisebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asamyang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma padajaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapathidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsialtinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebarke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe.Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudiandapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan responimun.
TB paru disebabkan oleh Mycobakteriumtuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambatdan sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab,tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.
2.3 KlasifikasiPenyakit dan Tipe Penderita
PenderitaTBC yang belum pernah diobatai atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan(30 dosis harian)
b. Kambuh (Relaps)
PenderitaTBC yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan dan telah dinyatakan sembuh,kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
c. Pindahan (Tranfer In)
Penderitadalam pengobatan OAT pindah dari satu kabupaten lain.
d. Setelah Lalai (setlah default)
Penderitayang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih,kemudian datang kemabali berobat.
- Penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali positif padaakhir bulan ke 5 atau lebih
- Penderita dengan hasil BTA negatif rontgen positif menjadi BTA positif padaakhir bulan ke 2 pengobatan
- Penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif setelah pengobatanulang dengan kategori 2
2.4 Tanda Dan Gejala
d. Sputum purulen/hijau,mukoid/kuning.
Biasanya menyerupai demaminfluenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderitadengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.
Terjadi karena adanyainfeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelahtimbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Pada keadaan lanjutberupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batukdarah pada ulkus dinding bronkus.
Sesak nafas akan ditemukanpada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah bagianparu.
Timbul bila infiltrasiradang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)
Dapat berupa anoreksia,tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri otot,keringat malam.
2.5 Patofisiologi
Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang aneh di dalam paru-parumeliputi: penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag, pembentukan dinding disekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang disebut dengantuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha ototpernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu menurunkan kapasitas vital,berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi yang menyebabkan penurunankapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi yangabnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.
2.6 Cara MendiagnosaPenyakit TBC dan Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis TBC pada anak sulit,sehingga sebagian besar didasarkan pada beberapa kriteria dibawah ini.
ALUR DETEKSI DAN RUJUKAN TB
ANAK Hal-hal yang mencurigakan TBC
1. Mempunyai sejarah kontak erat dengan penderita TBC yang BTA positif
2. Terdapat reaksi kemerahan lebih cepat (dalam 3-7 hari) setelah imunisasiBCG
3. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulanmeskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik (failure to thrive)
4. Sakit dan demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas
5. Batik-batuk lebih dari 3 minggu
6. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang spesifik
7. Skrofuloderma
8. Konjungtivis fliktenularis
9. Tes tuberkulin yang positif (> 10 mm)
10. Gambaran foto rontgen sugestif TBC
Padaanak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk menunjukkansedang/pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa dan seringdigunakan dalam Screening TBC. Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC denganuji tuberkulin adalah lebih dari 90%. Pembacaan hasil tuberkulin dilakukansetelah 48 72 jam; dengan hasil positif bila terdapat indurasi diameter lebihdari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberkulin bisa diulang setelah 1-2minggu. Pada anak yang telah mendapat BCG, diameter indurasi 15 mm ke atas barudinyatakan positif, sedangkan pada anak kontrak erat dengan penderita TBCaktif, diameter indurasi 5 mm harus dinilai positif. Alergi disebabkan olehkeadaan infeksi berat, pemberian immunosupreson, penyakit keganasan (leukemia),dapat pula oleh gizi buruk, morbili, varicella dan penyakit infeksi lain.
Diagnosa TBC pada orang dewasadidasarkan atas pemeriksaan mikroskopis dahak. Gejala tersangka TBC adalah:
Gejala utama\: batuk terus menerusdan berdahak selama 3 minggu atau lebih
a. Dahak bercampur darah
b. Batuk darah
c. Sesak nafas dan rasa nyeri dada
d. Badan lemah, nafsu makan menurun,berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupuntanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan
Untuk memastikan diagnosis TBC harusdilakukan pemeriksaan dahak SPS secara mikroskopis langsung. Bila 2 dari 3 harispesimen tersebut hasilnya BTA (+), diagnosis TBC sudah dapat ditegakkan.
Mutu pemeriksaan mikroskopis dahakharus tetap jaga dengan melakukan pemeriksaan cross check/ uji silang sehinggadiketahui kualitas hasil pemeriksaan sediaan dahak BTA.
ALUR DIAGNOSIS TBC PARU PADA ORANG DEWASA
Gambaranradiologis yang dicurigai TB adalah pembesaran kelenjar nilus, paratrakeal, danmediastinum, atelektasis, konsolidasi, efusipieura, kavitas dan gambaranmilier. Bakteriologis, bahan biakan kuman TB diambil dari bilasan lambung,namun memerlukan waktu cukup lama. Serodiagnosis, beberapa diantaranya dengancara ELISA (Enzyime Linked Immunoabserben Assay) untuk mendeteksiantibody atau uji peroxidase anti peroxidase (PAP) untuk menentukan IgGspesifik. Teknik bromolekuler, merupakan pemeriksaan sensitif dengan mendeteksiDNA spesifik yang dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction).Uji serodiagnosis maupun biomolekular belum dapat membedakan TB aktif atautidak.
Tes tuberkulin positif,mempunyai arti :
a. Pernah mendapat infeksi basiltuberkulosis yang tidak berkembang menjadi penyakit.
b. Menderita tuberkulosis yang masihaktif
c. Menderita TBC yang sudah sembuh
d. Pernah mendapatkan vaksinasi BCG
e. Adanya reaksi silang (crossreaction) karena infeksi mikobakterium atipik.
1) Bersihanjalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret yang berlebihan
2) Gangguanpertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan efek paru, kerusakanmembran di alveolar, kapiler, sekret kental dan tebal.
3) Perubahannutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidakadekuat sekunder terhadap mual.
4) Gangguanpola istirahat tidur berhubungan dengan sesak nafas dan batuk
5) Intoleransiaktivitas berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigenasi untukaktivitas.
6) Resikotinggi penyebaran infeksi pada diri sendiri maupun orang lain berhubungandengan kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pathogen.
2.7 Epidemiologi Dan PenularanTBC
Dalam penularan infeksi Mycobacteriumtuberculosis hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Reservour,sumber dan penularan
Manusia adalah reservoar paling umum,sekret saluran pernafasan dari orang dengan lesi aktif terbuka memindahkaninfeksi langsung melalui droplet.
2) Masainkubasi
Yaitu sejak masuknya sampai timbulnyalesi primer umumnya memerlukan waktu empat sampai enam minggu, interfal antarainfeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa tahun.
3) Masadapat menular
Selama yang bersangkutan mengeluarkanbacil Turbekel terutama yang dibatukkan atau dibersinkan.
Anak dibawah tiga tahun paling rentan,karena sejak lahir sampai satu bulan bayi diberi vaksinasi BCG yang meningkatkantubuh terhadap TBC.
2.8 Cara MenemukanPenderita
Dengancara passive promotive case finding artinya penjaringan tersangka penderitayang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan dengan meningkatkanpenyuluhan TBC kepada masyarakat.
Biladitemukan penderita tuberkulosis paru dengan sptum BTA positif, maka semuaorang yang kontak serumah dengan penderita harus diperiksa. Apabila adagejala-gejala suspek TBC maka harus diperiksa dahaknya.
Biladitemukan penderita TBC anak maka dicari sumber penularannya.
- Kelas 0
Tidak ada jangkitantuberkulosis, tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar, reaksi terhadap teskulit tuberkulin tidak bermakna).
- Kelas 1
Terpapar tuberkulosis,tidak ada bukti terinfeksi (riwayat pemaparan, reaksi tes tuberkulosis tidakbermakna)
- Kelas 2
Ada infeksi tuberkulosis,tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin bermakna, pemeriksa bakterinegatif, tidak bukti klinik maupun radiografik).
Status kemoterapi(pencegahan) :
- Tidak ada
- Dalam pengobatan kemoterapi
- Komplit (seri pengobatan dalam memakai resep dokter)
- Tidak komplit
- Kelas 3
Tuberkuosis saat ini sedangsakit (Mycobacterium tuberkulosis ada dalam biakan, selain itu reaksikulit tuberkulin bermakna dan atau bukti radiografik tentang adanya penyakit).Lokasi penyakit : paru, pleura, limfatik, tulang dan/atau sendi, kemih kelamin,diseminata (milier), menigeal, peritoneal dan lain-lain.
- Mikroskop saja
- Biakan saja
- Mikroskop dan biakan
Dalam pengobatan kemoterapisejak kemoterapi diakhiri, tidak lengkap reaksi tes kulit tuberkulin :
- Kelas 4
Tuberkulosis saat ini tidaksedang menderita penyakit (ada riwayat mendapat pengobatan pencegahantuberkulosis atau adanya temuan radiografik yang stabil pada orang yang reaksites kulit tuberkulinya bermakna, pemeriksaan bakteriologis, bila dilakukannegatif. Tidak ada bukti klinik tentang adanya penyakit pada saat ini).
a. Tidak mendapat kemoterapi
b. Dalam pengobatan kemoterapi
d. Tidak komplit
- Kelas 5
Orang dicurigai mendapatkantuberkulosis (diagnosis ditunda)
a. Tidak ada kemoterapi
b. Sedang dalam pengobatan kemoterapi.
Komplikasi Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akanmenimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis,TBusus.
Menurut Dep.Kes (2003) komplikasi yang sering terjadi pada penderita TBParu stadium lanjut: 1) Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah)yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnyajalan nafas. 2)Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial. 3) Bronkiectasis dan fribosis padaParu. 4) Pneumotorak spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan Paru. 5)Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dansebagainya. 6) Insufisiensi Kardio Pulmoner
Tujuan terpenting dari tatalaksana pengobatan tuberkulosis adalah eradikasi cepat M. tuberculosis,mencegah resistensi, dan mencegah terjadinya komplikasi.
a. Isoniazid (H)
Isoniazid (dikenal denganINH) bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif,yaitu kuman yang sedang berkembang. Efek samping yang mungkin timbul berupaneuritis perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi ikterus, pengobatan dapatdikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik. Efek samping ringandapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INHdapat diteruskan sesuai dosis.
b. Rifampisin (R)
Bersifat bakterisid, dapatmembunuh kuman semi-dorman (persisten). Efek samping rifampisin adalahhepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkanwarnam merah atau jingga pada air seni dan keringat, dan itu harusdiberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warnamerah tersebut terjadi karena proses metabolism obat dan tidak berbahaya.
c. Pirazinamid (P)
Bersifat bakterisid, dapatmembunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Efek sampingpirazinamid adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.
d. Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid, efeksamping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialisVIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.
e. Ethambutol (E)
Bersifat bakteriostatik,ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajamanpenglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun optic neuritis.
a) Tujuan Pengobatan
1) Menyembuhkan penderita
2) Mencegah kematian
3) Mencegah kekambuhan
4) Menurunkan tingkat penularan
b) PrinsipPengobatan
Pengobatan dengan kombinasi beberapa jenis obat dalamjumlah cukup dan dosis yang tepat selam 6-8 bulan
Pengobatan penderita TBC terdiri atas 2 fase
1) Fase Intensif
Obat diminumsetiap hari dengan pengawasan langsung
2) Fase Lanjutan
Obat diminumseminggu 3 kali, kecuali untuk anak, OAT diminum setiap hari
c) Panduaan ObatAnti Tuberkulosis (OAT)
Dosiskimbipak yang tersedia adalah untuk penderita dengan BB 33-50kg
Untukpenderita dengan BB selain 33-50kg, dosisnya supaya disesuaikan
d) Tindak lanjutpengobatan setelah pemeriksaan ulang dahak
e) Hasil pengobatandan Tindak lanjut
| | |
| Bila penderita menyelesaikan pengobatannya secara lengkap, minimal pemeriksaan dahak 2 kali bertutut-turut negatif (pada AP dan/atau sebulan sebelum AP dan, pada 1 pemeriksaan follow up sebelumnya) | Diharapkan datang bila gejala muncul kembali |
| Pendeita yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap tapi tidak ada pemeriksaan ulang dahak 2 kali berturut-turut NEGATIF | Diharapkan datang bila gejala muncul kembali |
| Penderita yang dalam masa pengobatan diketahui meninggal karen sebab apapun | |
| Penderita yang berobat ke kabupaten/ kota lain | Sertakan OAT dan surat pindah (TB09). Hasil pengobatan (TB 10) dikirim ke UPK asal. |
| Penderita yang tidak mengambil obat 2bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai | Dilacak, periksa ulang dahak: -BTA (-) lanjutkan sisa kat1 |
| Pada pengobatan dengan kat1: hasil BTA tetap positif atau kembali menjadi positif pada satu bulan sebelum AP atau pada AP | |
Pada pengobatan dengan kat2: hasil BTA tetap positif atau kembali menjadi positif pada satu bulan sebelum AP atau pada AP | Kasus Kronis, rujuk spesialistik atau INH seumur hidup |
Pada pengobatan dengan kat3: hasil pemeriksaan dahaknya pada akhir bulan k2-2 menjadi positif | |
f) TatalaksanaPenderita yang berobat tidak teratur
Ikuti bagan ini kemudian sesuaikandengan kategori penderita (INGAT: hanya untuk penderita kategori 1 dan kategori2)
Lama Pengobatan Sebelumnya | Lamanya Pengobatan terputus | Perlu Tidaknya pemeriksaan dahak | | | |
| | | | | |
| | | | Mulai kategori 1 dari awal |
| | | | |
| | |
| | | | | |
| | | | |
| | |
| | | | |
| | |
| | | | | |
| | | | |
| | |
| | | | Mulai kategori 2 dari awal |
| | |
Lama Pengobatan Sebelumnya | Lamanya Pengobatan terputus | Perlu Tidaknya pemeriksaan dahak | | | |
| | | | | |
| | | | Mulai kategori 2 dari awal |
| | | | |
| | |
| | | | | |
| | | | Tambahkan sisipan 1 bulan |
| | |
| | | | Mulai kategori 2 dari awal |
| | |
| | | | | |
| | | | Mulai kategori 2 dari awal |
| | |
| | | | Mulai kategori 2 dari awal |
| | |
g) Pengobatan TBCpada keadaan khusus
| Semua OAT aman dan boleh diberikan, kecuali streptomycin tidak boleh diberikan karena menganggu alat keseimbangan dan pendengaran bayi. |
| Pemberian OAT dapat mencegah penularan ke bayi Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan, bayi tetap dapat menyusui Bayi diberi INH sebagai obat pencegahan (5mg/kgBB/hari) selama 6 bulan, kemudian beri BCG, bila bekum pernah mendapat BCG |
Wanita Pengguna Kontrasepsi | Rifampisin menurunkan efektifitas kontrasepsi normal Sebaiknya menggunakan kontrasepsi non hormonal (Kondom, IUD) atau kontrasepsi dengan ekstrogen dosis tinggi (50 microgram) mislanya exluton. |
| Pengobatan sama dengan penderita TBC Non HIV/AIDS |
| - OAT ditunda samapi hepatitis sembuh - Bila sangat perlu beri streptomycin dan enthambutol maksimal 3 bulan dan dilanjutkan rifampisin dan INH selam 6 bulan |
Penderita Kelainan Hati Kronik | - Bila SGOT dan SGPT meningkat >3 kali hentikan pengobatan, bila tidak teruskan pengobatan dengan pengawasan yang ketat - Regimen 2HRES/6RH atau 2HES/10HE |
Penderita dengan gangguan ginjal | - Berikan Paduan 2RHZ/6HR (rujuk spesialis) - Boleh diberikan streptomycin dan enthambutol dengan pengawasan fungsi ginjal |
Penderita dengan Diabetes Melitus | - Diabetesnya harus terkontrol - Rifampisin menurunkan efektifitas obat oral anti diabetes - Hati-hati penggunaan ethambutol karena komplikasi pada mata |
2. TBC milier dengan atau tanpa gejala 3. Pleuritis eksudativa TBC 4. Perikarditis konstriktiva | Perlu diberikan KORTIKOSTEROID (misalnya prednison dengan dosis 30-40 mg/hari kemudian diturunkan bertahap) |
Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil, yaitu denganmengangkat jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaikikelainan tulang, bronkoskopi untuk mengangkat polip granulomatosa tuberculosisatau untuk reseksi bagian paru yang rusak.
Menghindari kontak denganorang yang terinfeksi basil tuberkulosis, mempertahankan status kesehatandengan asupan nutrisi adekuat, minum susu yang telah dilakukan pasteurisasi,isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan pengobatan,pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksioleh basil tuberkulosis virulen.
- Agar suspek memeriksakan dirinya diUPK
- Agar penderita dan keluarganyamengerti pentingnya berobat secara teratur sampai sembuh.
2. Apa yang harus dijelaskan pada kunjungan pertama
- Jelaskan apa itu penyakit TBC (TBCbukan penyakit keturunan dan dapat dismebuhkan dengan berobat secara teratur)
- Bagaimana Penularannya?
- Apakah ada riwayat pengobatan sebelumnya?
pentingnya pemeriksaan dahak
- Bagaimana cara pengobatan TBC(tahap-tahapnya, frekuensi, cara menelan obat,lamanya pengobatan dan pentingnyapengawasan langsung menelan obat)
- Menghilangkan stigmaburuk tentangpenyakit TBC, agar penderita tidak malu untuk berobat.
- Bahaya penyakit TBC bila tidakdiobati, seperti:
o Kuman TBC dapat menginfeksi organ tubuh lain (TBC tulang, TBC kelenjar)
o Penderita dapat menulari anggota keluarga yang lain
o Dapat mengakibatkan kematian
- Pentingnya lingkungan perumahan yangsehat
3. Apa yang perlu ditanyakan pada kunjungan berikutny
- Cara menelan OAT
- Jumlah obat dan frekuensi menelanOAT
- Apakah terjadi efek samping OAT
- Pentingnya dan jadwal pemeriksaanulang dahak
- Arti hasil pemeriksaan ulang dahak;negatif atau positif
- Apa yang terjadi bila pengobatantidak teratur atau tidak lengkap
a) Promotif
1) Penyuluhankepada masyarakat apa itu TBC
2) Pemberitahuanbaik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara pencegahan,faktor resiko
3) MensosialisasiklanBCG di masyarakat.
1) VaksinasiBCG
2) Menggunakanisoniazid (INH)
3) Membersihkanlingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
4) Bilaada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini.
Pengobatantuberkulosis terutama pada pemberian obat antimikroba dalam jangka waktu yanglama. Obat-obat dapat juga digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit klinispada seseorang yang sudah terjangkit infeksi. Penderita tuberkulosis dengangejala klinis harus mendapat minuman dua obat untuk mencegah timbulnya strainyang resisten terhadap obat. Kombinasi obat-obat pilihan adalah isoniazid(hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan etambutol (EMB) atau rifamsipin(RIF). Dosis lazim INH untuk orang dewasa biasanya 5-10 mg/kg atau sekitar 300mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari, kemudian 15 mg/kg, RIF 600 mg sekalisehari. Efek samping etambutol adalah Neuritis retrobulbar disertai penurunanketajaman penglihatan. Uji ketajaman penglihatan dianjurkan setiap bulan agarkeadaan tersebut dapat diketahui. Efek samping INH yang berat jarang terjadi.Komplikasi yang paling berat adalah hepatitis. Resiko hepatitis sangat rendahpada penderita dibawah usia 20 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 60 tahunkeatas. Disfungsi hati, seperti terbukti dengan peningkatan aktivitas serumaminotransferase, ditemukan pada 10-20% yang mendapat INH. Waktu minimal terapikombinasi 18 bulan sesudah konversi biakan sputum menjadi negatif. Sesudah itumasuk harus dianjurkan terapi dengan INH saja selama satu tahun.
Baru-baruini CDC dan American Thoracis Societty (ATS) mengeluarkan pernyataan mengenairekomendasi kemoterapi jangka pendek bagi penderita tuberkulosis dengan riwayattuberkulosis paru pengobatan 6 atau 9 bulan berkaitan dengan resimen yangterdiri dari INH dan RIF (tanpa atau dengan obat-obat lainnya), dan hanyadiberikan pada pasien tuberkulosis paru tanpa komplikasi, misalnya : pasientanpa penyakit lain seperti diabetes, silikosis atau kanker didiagnosis TBCsetelah batuk darah, padahal mengalami batu dan mengeluarkan keringat malamsekitar 3 minggu.
2.13 Tuberkulosis pada kehamilan
Pengaruh tuberculosis terhadap kehamilan
Kehamilandan tuberculosis merupakan dua stressor yang berbeda pada ibu hamil. Stressortersebut secara simultan mempengaruhi keadaan fisik mental ibu hamil. Lebihdari 50 persen kasus TB paru adalah perempuan dan data RSCM pada tahun 1989sampai 1990 diketahui 4.300 wanita hamil,150 diantaranya adalah pengidap TBparu (M Iqbal, 2007 dalam http://www.mail-archive.com/)
EfekTB pada kehamilan tergantung pada beberapa factor antara lain tipe, letak dankeparahan penyakit, usia kehamilan saat menerima pengobatan antituberkulosis,status nutrisi ibu hamil, ada tidaknya penyakit penyerta, status imunitas, dankemudahan mendapatkan fasilitas diagnosa dan pengobatan TB. Status nutrisi yangjelek, hipoproteinemia, anemia dan keadaan medis maternal merupakan dapatmeningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal.
Usiakehamilan saat wanita hamil mendapatkan pengobatan antituberkulosa merupakanfactor yang penting dalam menentukan kesehatan maternal dalam kehamilan denganTB. Jika pengobatan tuberkulosis diberikan awal kehamilan, dijumpai hasil yangsama dengan pasien yang tidak hamil, sedangkan diagnosa dan perewatan terlambatdikaitkan dengan meningkatnya resiko morbiditas obstetric sebanyak 4x lipat danmeningkatnya resiko preterm labor sebanyak 9x lipat. Status sosio-ekonomi yangjelek, hypo-proteinaemia, anemia dihubungkan ke morbiditas ibu.
Kehamilandapat berefek terhadap tuberculosis dimana peningkatan diafragma akibatkehamilan akan menyebabkan kavitas paru bagian bawah mengalami kolaps yangdisebut pneumo-peritoneum. Pada awal abad 20, induksi aborsi direkomondasikanpada wanita hamil dengan TB.
Selainparu-paru, kuman TB juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti usus, selaputotak, tulang, dan sendi, serta kulit. Jika kuman menyebar hingga organreproduksi, kemungkinan akan memengaruhi tingkat kesuburan (fertilitas)seseorang. Bahkan, TB pada samping kiri dan kanan rahim bisa menimbulkankemandulan. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran pada pengidap TB atau yang pernahmengidap TB, khususnya wanita usia reproduksi. Jika kuman sudah menyerang organreproduksi wanita biasanya wanita tersebut mengalami kesulitan untuk hamilkarena uterus tidak siap menerima hasil konsepsi.
HaroldOster MD,2007 dalam mengatakanbahwa TB paru (baik laten maupun aktif) tidak akan memengaruhi fertilitasseorang wanita di kemudian hari. Namun, jika kuman menginfeksi endometriumdapat menyebabkan gangguan kesuburan. Tapi tidak berarti kesempatan untukmemiliki anak menjadi tertutup sama sekali, kemungkinan untuk hamil masih tetapada. Idealnya, sebelum memutuskan untuk hamil, wanita pengidap TB mengobatiTB-nya terlebih dulu sampai tuntas. Namun, jika sudah telanjur hamil maka tetaplanjutkan kehamilan dan tidak perlu melakukan aborsi.
2.14 Pengaruh tuberkulosisterhadap janin
MenurutOster, 2007 jika kuman TB hanya menyerang paru, maka akan ada sedikit risikoterhadap janin. Untuk meminimalisasi risiko,biasanya diberikan obat-obatan TByang aman bagi kehamilan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol. Kasusnya akanberbeda jika TB juga menginvasi organ lain di luar paru dan jaringan limfa,dimana wanita tersebut memerlukan perawatan di rumah sakit sebelum melahirkan.Sebab kemungkinan bayinya akan mengalami masalah setelah lahir. Penelitian yangdilakukan oleh Narayan Jana, KalaVasistha, Subhas C Saha, Kushagradhi Ghosh,1999 dalam http://proquest.umi.com/pqdweb tentang efek TB ekstrapulmoner tuberkuosis, didapatkanhasil bahwa tuberkulosis pada limpha tidak berefek terhadap kahamilan,persalinan dan hasil konsepsi. Namun juka dibandingkan dengan kelompok wanitasehat yang tidak mengalami tuberculosis selama hamil mempunyai resikohospitalisasi lebih tinggi (21% : 2%), bayi dengan APGAR skore rendah segera setelahlahir (19% : 3%), berat badan lahir rendah (<2500 gram).
Selain itu, risiko jugameningkat pada janin, seperti abortus, terhambatnya pertumbuhan janin,kelahiran prematur dan terjadinya penularan TB dari ibu ke janin melaluiaspirasi cairan amnion (disebut TB congenital). Gejala TB congenital biasanyasudah bisa diamati pada minggu ke 2-3 kehidupan bayi,seperti prematur, gangguannapas, demam, berat badan rendah, hati dan limpa membesar. Penularan kongenitalsampai saat ini masih belum jelas,apakah bayi tertular saat masih di perut atausetelah lahir.
3.1 Kesimpulan
- Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.
- TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.
- Tanda dan Gejala:
1. Penurunanberat badan
4. Sputumpurulen/hijau, mukoid/kuning.
- Kehamilan dan tuberculosis merupakan dua stressor yang berbeda pada ibu hamil. Stressor tersebut secara simultan mempengaruhi keadaan fisik mental ibu hamil. Efek TB pada kehamilan tergantung pada beberapa faktor antara lain tipe, letak dan keparahan penyakit, usia kehamilan saat menerima pengobatan antituberkulosis, status nutrisi ibu hamil, ada tidaknya penyakit penyerta, status imunitas, dan kemudahan mendapatkan fasilitas diagnosa dan pengobatan TB.
- Jika kuman TB menyerang paru, maka risiko juga meningkat pada janin, seperti abortus, terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran prematur dan terjadinya penularan TB dari ibu ke janin melalui aspirasi cairan amnion (disebut TB congenital).
- Peran bidan dalam menangani klien dengan TB paru adalah dengan memberikan konseling mengenai definisi, penyebab, cara pencegahan dan penularan serta terapi TB Paru, juga menjelaskan pada klien tentang dampak yang ditimbulkan terhadap kehamilan. Di samping itu juga menawarkan alternatif solusi dan melakukan asuhan kebidanan untuk wanita TB Paru masa prakonsepsi dalam mempersiapkan kehamilannya.
Tubercolosis(TBC) adalah penyakit paru-paru yang disebabkan kumam Mikrobateriumtubercolosis. Kuman ini merusak jaringan paru-paru secara pelan-pelan.
Tanda-tanda tersangka penderita TBC :
- Batuk berdahak 3 minggu atau lebih
- Pernah batuh berdahak campur darah
- Nafas sesak dan nyeri dada
- Deman meriang satu bulan lebih dan nafsu makan berkurang
Tanda-tanda Pasti PenderitaTBC
- Ditegakkan dengan pemeriksaan kultur
- Pemeriksaan kultur lama 6 8 bulan
- Pemeriksaan dahak 3x sebagai alat menetapkan diagnosa TBC
1. Dibawahini yang bukan merupakan Obat Antai Tuberkulosis (OAT), yakni.......
c. Pirazinamid
d. Streptomisin
e. Sambutamol
2. Penyakit TB paru bila tidak ditanganidengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti, kecuali.........
a. pleuritis,
b. efusi pleura
e. apendiksitis
3. Gejala umum yang terjadi pada penderita TBCadalah.............
b. Berkeringat malam walautanpa kegiatan
c. Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
d. Rasa kurang enak badan(malaise)
e. Demam meriang lebih darisatu bulan
4. Tuberkulosis disebabkanoleh........
e. Plasmodium
5. Tes tuberkulin positif, mempunyai arti, kecuali ...........
a. Pernahmendapat infeksi basil tuberkulosis yang tidak berkembang menjadi penyakit.
b. Menderitatuberkulosis yang masih aktif
c. MenderitaTBC yang sudah sembuh
d. Pernahmendapatkan vaksinasi TT
e. Adanyareaksi silang (cross reaction) karena infeksi mikobakterium atipik.
6. Penderita TBC yangsebelumnya pernah mendapat pengobatan dan telah dinyatakan sembuh, kemudiankembali lagi berobat dan dinyatakan dahak BTA positif, termasuk ke dalamklasifikasi tpe penderita....
a. Kasus baru
b. Kambuh (Relaps)
c. Pindahan (Tranfer In)
d. Setelah lalai (setelahdefault)
e. Salah semua
7. Pengobatan pada penderitaTBC biasanya diberikan selama......
8. Untuk memastikan diagnosispenderita TBC kita harus dilakukan pemeriksaan.....
9. Pengobatan pada penderitaTBC terdiri dari dua fase, yakni.........
a. Fase Preventif danInventif
b. Fase Insentif dan lanjutan
c. Fase sementara dan lama
d. Fase Subjektif danObjektif
e. Salah semua
10. Pada penderita TBC dengan keadaan khusus pemberian OATyang ditunda sampai penyakitnya sembuh,. Apabila si penderita dalamkeadaan.....
b. Diabetes Melitus
c. Hepatitis Akut
d. Ibu Menyusui dan bayi
e. Wanita Hamil
11. Pemantauan kemajuan pengobtan pada anak dapat dilihatdari....
a. Perbaikan klinis
c. Anak menjadi lebih aktif
d. Nafsu makan kembali
e. Benar semua
12. Pewarnaan yang tepat untuk digunakan dalam pemeriksaankuman TBC, yakni dengan..........
a. Pewarnaan Negatif
b. Pewarnaan Khusus
c. Pewarnaan Ziehlnelsen
d. Pewarnaan Sederhana
e. Salah semua
13. Mikrobacterium Tuberkulosis memiliki ciri khas....
a. Basil tahan asam
b. Basil tahn basa
c. Seperti biji kopi
d. Coccus bergerombol sepertianggur
e. Coccus membentuk kubus
14. Tujuan pengobatan TBC, antara lain ...........
a. Menyembuhkan penderita
b. Mencegah kematian
c. Mencegah kekambuhan
d. Menurunkan tingkat penularan
e. Benar semua
15. Apabila pada Suspek TBC dilakukan pemeriksaan dahak SPSmenunjukan
a. Diagnosa Penderita TBC BTApositif
b. Dilakukan pemeriksaan rotgen dada
c. Diagnosa Penderita TBC BTAnegatif
d. A dan b benar
e. Salah semua
Depkes RI.(2006)Buku Saku Petugas Program TBC,Jakarta:Departemen Kesahatan RI
zumrohhasanah.wordpress.com/2010/12/31/makalah-tb-paru/